kaum dhuafa yang wajib kita santuni lebih dahulu adalah yang

1 Anak yatim. Yaitu anak yang ditinggal mati oleh ayahnya dan dia belum baligh. Di saat seorang anak sangat membutuhkan belaian kasih sayang orangtuanya, ternyata ia harus mengalami kenyataan yang pahit, bapaknya meninggalkannya untuk selamanya. Maka siapa saja yang siap menggantikan orangtuanya dengan memberikan belaian kasih sayang dan Dengandemikian, membangun keberpihakan kepada kaum dhuafa dan mustadh'afin akan selalu menjadi concern (perhatian) bagi islam semata-mata untuk menciptakan kehidupan kemanusiaan yang damai dan aman, sebagai kelanjutan agama islam pembawa rahmatal lil'alamin.Oleh karena itu, dakwah para nabi dan rasul diarahkan kepada dua tujuan, yakni penguatan tauhid dan membangun keberpihakan kepada Intinya para penghuni neraka akan saling mengejek satu sama lain, yang belakangan datang mengadu kepada Allah ﷻ terhadap kaum yang lebih dahulu masuk ke dalam neraka, namun ternyata mereka pun diberikan siksaan yang berlipat ganda. Akhirnya, yang kaum yang lebih dahulu masuk ke dalam neraka pun akhirnya mengejek kaum yang belakangan. Dalamrangka meningkatkan ketakwaan itu, kita perlu untuk mengisi hari-hari kita, setiap waktu yang kita terima untuk beribadah. Apalagi saat ini, kita sudah memasuki bulan Muharram, bulan yang begitu dimuliakan Allah swt. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt. Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 36 berikut TIMESINDONESIA SUMENEP - Persatuan Santri Darul Ulum Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar menggelar santunan anak yatim dan kaum dhuafa di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Kamis (21/10/2021).. Kegiatan tersebut hasil kerja sama dengan pimpinan ranting gerakan pemuda Ansor Desa Mandala, Kabupaten Sumenep. Acara tersebut dihadiri 20 anak yatim dan 30 kaum Dhuafa. Site De Rencontre Pour Hommes D Affaires. Kaum dhuafa adalah golongan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Berikut ini adalah cara menyantuni kaum dhuafa untuk meringankan penderitaan mereka. Pengertian Kaum Dhuafa Sumber gambar pexels Kaum dhuafa merupakan lapisan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, ketidakmampuan, dan ketidakberdayaan. Beberapa contoh orang yang digolongkan sebagai kaum dhuafa adalah fakir miskin, anak yatim piatu, orang yang ditelantarkan, dan orang dengan kecacatan Segala kondisi ekonomi ataupun mental yang lemah bisa menjadi faktor seseorang masuk ke dalam golongan kaum dhuafa. Orang-orang yang masuk ke dalam golongan dhuafa adalah orang dengan kondisi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bukan karena kemalasan mereka sendiri melainkan karena takdir dari Allah SWT atau kondisi yang di luar kendalinya. BACA JUGA 20 MANFAAT ZAKAT BAGI PELAKUNYA Menyantuni Kaum Dhuafa Sumber gambar pexels Sebagai umat muslim yang peduli dengan sesama—terutama saudara seiman, ada baiknya jika kamu membantu mereka yang tidak berdaya dengan menyantuni mereka selagi mampu. Tak hanya meringankan beban, dengan menyantuni kaum dhuafa maka kamu dipercaya bisa mendapat pahala dan niscaya akan terselamatkan dari api neraka. Lalu, bagaimana sih, cara membantu kaum dhuafa? Cara paling mudah untuk membantu kaum dhuafa adalah dengan memberi zakat kepada mereka dan jika mampu, menyantuni atau memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat mereka penuhi sendiri. Menyantuni kaum dhuafa bisa dilakukan dengan berbagai cara. Cara paling mudah adalah dengan memberikan barang yang dapat berguna bagi kehidupan mereka dan meringankan beban serta penderitaan yang mereka rasakan. Kamu bisa memberi bantuan ke tempat yang menampung kaum dhuafa seperti panti asuhan yatim piatu. Bantuan yang diberikan bisa berupa benda ataupun harta. Sebagai contoh, kamu bisa mendonasikan baju bekas yang masih layak pakai, atau bisa juga kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan pokok. Barang-barang seperti buku pelajaran, buku tulis, dan peralatan belajar juga bisa jadi alternatif benda yang bisa didonasikan ke yayasan agar anak-anak yang ada di sana tetap dapat belajar dalam keadaan apapun. Jika belum mampu memberi bantuan atau santunan secara rutin, kamu tetap bisa membantu dengan membayar zakat per tahun untuk mereka yang membutuhkan. Intinya, semua bentuk bantuan akan sangat meringankan beban mereka dan niscaya kamu akan mendapat pahala serta dibebaskan dari api neraka. Selain itu, ketika bertemu dengan orang di jalan yang terlihat membutuhkan bantuan, ada baiknya jika kamu segera membantu. Baik dengan memberi sepeser uang atau mungkin makanan berlebih yang bisa diberikan. Sebagai orang dengan kondisi yang lebih beruntung dan mampu, tidak ada salahnya membantu dan menyisihkan sebagian harta bagi mereka yang sangat membutuhkan. Melalui Tokopedia Salam, kamu bisa berdonasi dengan kapan saja dan di mana saja secara online. Uang yang kamu donasikan nantinya akan disalurkan oleh lembaga penyalur donasi terperpercaya dan terdaftar resmi di Dinas Sosial Republik Indonesia. Kamu hanya perlu memilih ingin mendonasikan uang ke badan donasi pilihan kamu, lalu pilih nominal, dan uang donasimu akan langsung disalurkan. Jadi, tidak sulit kan, membantu kaum dhuafa dan meringankan beban hidupnya? Yuk, segera berdonasi dengan mudah dan aman di Tokopedia Salam. Penulis Humaira Ciri Ciri Kaum Dhuafa – Istilah dhuafa seringkali kita dengar sebagai umat islam. Dhuafa mempunyai makna tidak berdaya atau lemah. Menurut istilah dhuafa mempunyai makna sebagai orang orang yang kehidupannya mengalami kelemahan, kesengsaraan, ketidakberdayaan dan kemiskinan. Maka keadaan yang demikian itu membutuhkan pertolongan dan uluran tangan dari orang lain untuk dapat terus bertahan hidup. Mereka lah yang dapat dilihat kelemahannya baik secara ekonomi,fisik maupun psikis nya. Pengertian Kaum Dhuafa Kata dhuafa bermula dari dh’afa atau dhi’afan yang memiliki makna lemah. Lemah dalam hal ini berkenaan dengan keadaan ataupun aspek kesejahteraan atau ekonomi. Seperti yang tertuang dalam ayat berikut “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah dhi’afan , yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.”QS An-Nisaa’ 9 Perbedaan Dhuafa dan Fakir Miskin Terdapat beberapa golongan Dhuafa seperti Anak Yatim Piatu, Fakir Miskin, Mualaf, Korban Bencana dan lain sebagainya. Dari segi pengertian dan golongannya maka tak heran kaum dhuafa termasuk pada golongan orang yang menerima sumbangan atau donasi karena keadaannya yang membutuhkan uluran tangan untuk mengurangi beban hidupnya yang sulit. Lalu apa perbedaannya dengan Fakir dan Miskin? Menurut pengertiannya fakir adalah golongan orang yang tidak memiliki pekerjaan serta harta yang layak untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Sementara miskin adalah golongan orang yang memiliki pekerjaan dan harta namun tidak bisa sepenuhnya mencukupi kebutuhannya. Ciri Ciri Kaum DHuafa Bila dilihat dari tekanan hidup dan keadaan, maka ciri ciri kaum dhuafa dapat diklasifikasikan sebagai berikut Mereka yang lemah terlihat dari keadaan dan sikap namun bukan disebabkan karena malas belajar dan mencari uang. Mereka yang lemah dapat dilihat dari sudut pandang fisik atau karena mereka tidak dapat melakukan aktivitas seperti lengan dan kaki yang patah, cacat mental, dan lansia yang sedang sakit. Mereka yang lemah dari segi ekonomi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya orang miskin, janda miskin, pengangguran, pengemis dan lain-lain. Orang yang lemah dipandang dari sudut pandang psikologis yang dievaluasi, bukan karena dia takut atau tidak sengaja Sebagai umat Islam, kita tentu sering mendengar istilah dhuafa. Secara bahasa, dhuafa memiliki arti lemah atau tidak berdaya. Menurut istilah, dhuafa juga memiliki arti sebagai orang yang hidup dalam kesengsaraan, kelemahan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan sehingga membutuhkan pertolongan orang lain untuk tetap bisa hidup. Mereka adalah orang-orang yang lemah dari aspek fisik, harta, ataupun psikis. Pengertian Dhuafa dalam Al-Quran Dalam Al-Quran, kata dhuafa juga berasal dari dh’afa atau dhi’afan. Makna kata lemah ini menyangkut lemah dalam aspek kesejahteraan atau finansial. Kata ini seperti yang terdapat dalam ayat berikut, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah dhi’afan , yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.”QS An-Nisaa’ 9 Dalam ayat lainnya, kata dhuafa juga terdapat dalam QS Al-Qasas ayat 4. “Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak lakilaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. Dalam ayat tersebut, dapat kita pahami bahwa dhuafa juga bisa berarti sebagai kaum yang lemah karena terlahir akibat penindasan atau kesewenang-wenangan adanya pemerintah atau sistem yang zalim. Akibatnya, masyarakat yang lemah tersebut menjadi miskin secara struktural. Muncul banyaknya anak yatim, kaum miskin, gelandangan, atau pengemis di jalanan. Siapa yang Termasuk Pada Golongan Dhuafa? Di dalam Al-Quran terdapat beberapa orang yang disebutkan dan termasuk ke dalam golongan kaum dhuafa. Golongan ini perlu umat Islam ketahui agar tidak salah memahami tentang siapa sebenarnya yang dimaksud dengan dhuafa. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. Orang-orang miskin Orang-orang miskin adalah mereka yang jelas-jelas kekurangan secara harta atau finansial untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya. Mereka lemah karena ketidakmampuan mereka mendapatkan harta. Orang-orang ini berhak dibantu dan mendapatkan zakat atau sedekah. Orang miskin juga termasuk ke dalam 8 golongan yang berhak untuk menerima zakat. dan orang-orang yang berhak mendapatkan fidyah Hamba sahaya atau orang dalam tahanan atau tawanan Di masa kini, hamba sahaya memang sudah jarang terdengar. Namun hamba sahaya ini bisa berarti sebagai budak yang tidak memiliki kebebasan, orang yang dalam tahanan atau tawanan bukan karena kesalahan namun karena kezaliman orang lain. Mereka ini bisa tergolong sebagai dhuafa, yang lemah dan tidak berdaya secara fisik, finansial atau psikisnya. Kaum difabel atau cacat fisik Kaum difabel atau yang mengalami cacat fisik, biasanya mengalami kendala atau keterbatasan untuk mendapatkan penghasilan, apalagi jika tidak didukung oleh keluarganya juga. Untuk itu, mereka yang lemah dalam aspek fisik ini termasuk ke dalam golongan dhuafa yang wajib dibantu. Orang lanjut usia Orang lanjut usia, biasanya sudah mengalami kelemahaan secara fisik dan psikis. Mereka sudah tidak mampu lagi bekerja dan wajib dibantu secara finansial dan kebutuhan pokoknya. Untuk itu, sedekah untuk dhuafa lanjut usia juga sangat baik, terlebih kita memperlakukan memereka selayaknya orang tua sendiri. Janda miskin Janda adalah perempuan yang sudah ditinggal wafat oleh suaminya. Dalam kondisi tertentu, janda yang lemah biasanya tidak memiliki sumber penghasilan, memiliki tanggungan anak-anak, sedangkan pemberi nafkah sudah tidak ada lagi untuk membantu kehidupannya. Perempuan seperti ini masuk ke dalam golongan dhuafa yang bisa dibantu melalui sedekah. Orang dengan penyakit tertentu Orang yang memiliki penyakit tertentu termasuk dalam dhuafa yang lemah secara fisik dan tentu membutuhkan bantuan untuk bisa sembuh dari penyakitnya. Apalagi jika termasuk ke dalam golongan keluarga miskin yang kesulitan dari aspek ekonomi. Buruh atau pekerja kasar Buruh atau pekerja kasar biasanya adalah mereka yang bekerja dengan kekuatan fisik dan dalam waktu yang lama, namun secara penghasilan masih kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka yang seperti ini bisa tergolong kaum dhuafa dan membutuhkan bantuan agar lebih berdaya. Rakyat kecil yang tertindas Rakyat kecil yang tertindas ini misalnya seperti saudara-saudara kita yang ada di Palestina. Mereka sebagai masyarakat yang negaranya terjajah, tidak memiliki kemerdekaan, dan membutuhkan bantuan untuk bisa terbebas. Untuk itu, rakyat kecil yang tertindas bisa termasuk pada kaum dhuafa. Korban Bencana Korban bencana bisa masuk dalam kaum dhuafa. Mereka adalah orang-orang yang kehilangan banyak harta benda, kehilangan tempat tinggal bahkan segala hal yang dimiliki. Untuk itu, para korban bencana bisa termasuk ke dalam kaum dhuafa karena lemah secara finansial. Bahkan ada juga korban bencana yang terancam nyama dan memiliki trauma, sehingga mereka lemah dalam aspek fisik dan psikis juga. Setelah mengetahui pengertian dan beberapa kelompok yang termasuk dalam golongan kaum dhuafa, maka saatnya kita pun ikut membantu dan menolong mereka agar hidupnya lebih berdaya lewat sedekah. Ada banyak sekali keutamaan sedekat menurut Al-Quran. Hal ini seperti yang ada dalam ayat berikut, “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” QS Al-Baqarah 215. Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dan keberkahan rezeki, sehingga apa yang kita miliki dapat menjadi sedekah untuk kaum dhuafa. Bersedekahlah sekarang, agar menjadi magnet rezeki bagi kehidupan di dunia sekaligus bekal untuk akhirat kelak. Assalamualaikum warahmatullahi wawasan agama Islam, anak anak yatim dan kaum dhuafa adalah segmen masyarakat yang telah Allah jadikan sebagai kalangan yang berhak untuk memperoleh bantuan dan perhatian lah kita turut serta untuk menyantuni anak anak yatim dan kaum dhuafa, baik yang berada di sekeliling kita maupun yang jauh tempat yang dekat nasabnya ataupun yang jauh tali kekerabatan nasabnya, in syaa Allah hal tersebut akan menjadi catatan amal sholih yang sangat besar nilai kebaikannya di sisi Allah Subhana hu wa Ta’ teks surat Al-Ma’un, yang menjadi dasar disyariatkan nya menyantuni anak anak yatim dan kaum dhuafa, beserta terjemahannya 1. اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗTahukah kamu orang yang mendustakan agama?2. فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ – ٢maka itulah orang yang menghardik anak yatim3. وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ – ٣dan tidak mendorong untuk memberi makan orang فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ – ٤Maka celakalah orang yang shalat,5. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ – ٥yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,6. الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ – ٦yang berbuat riya7. وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ – ٧dan enggan memberikan bantuanDalam kaitannya, di banyak hadits Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam telah bersabda, yang di antaranya adalah عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًاDari Sahl bin Sa’ad berkata “Rasulullah SAW bersabda “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.” HR. Bukhari قوله صلى الله عليه وسلم “لا يتم بعد الحلم” رواه أبو داودArtinya Bersabda Rasulullah Shalallahu alayhi wasallam, Tidak disebut yatim orang yang telah baligh. Abu Daud Berdasarkan hadits tersebut, anak anak yatim yang telah berusia baligh namun tetap membutuhkan santunan, dapat dikategorikan sebagai masyarakat kaum dhuafa, in syaa kaum dhuafa, terdapat banyak hadits yang isinya menganjurkan kita untuk ikut peduli dan menyantuni antara hadits haditsnya adalah السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَArtinya “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.” HR. Bukhari, no. 5353 dan Muslim, no. 2982. Hadits ini lafazhnya dari Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 131مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَابِ الدُّنْياَ نَفْسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَابِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيهِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَArtinya “Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.” HR. Muslim. Berdasarkan pengertian secara bahasa, dhuafa artinya adalah lemah. Secara istilah, kaum dhuafa merujuk kepada golongan orang-orang yang hidupnya berada dalam keadaan miskin, tertindas, tidak berdaya serta mengalami penderitaan. Jika dilihat dari berbagai sudut pandang, maka lemah yang dimaksud dalam hal ini bisa mencakup Lemah dari segi sikap yang bukan diakibatkan karena malas belajarLemah dari segi fisik atau kurang tenaga. Bisa karena sakit, sudah tua atau cacat. Bukan karena sengaja bermalas-malasanLemah dari segi ekonomi. Mereka adalah orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tekanan keadaan. Bukan karena malas atau tidak berusaha mencari nafkahLemah dari segi pikiran. Termasuk orang-orang yang kurang cerdas, bukan karena tidak mau menuntut ilmu. Golongan Dhuafa Adapun yang termasuk ke dalam golongan kaum dhuafa adalah 1. Anak-anak Yatim Anak yatim merupakan anak-anak yang ditinggal ayahnya dalam keadaan belum baligh. Di usia ini, mereka biasanya masih memerlukan bimbingan, kasih sayang hingga dukungan berupa materi. Nabi Muhammad menjanjikan surga bagi siapapun yang dengan ikhlas menggantikan posisi orang tuanya dengan memberikan apa yang mereka butuhkan. 2. Janda dan Orang-orang Miskin Ketika seorang wanita yang sudah menikah kehilangan suaminya, maka hilanglah orang yang menjadi tumpuan hidupnya dalam mencari nafkah. Janda-janda seperti ini termasuk golongan lemah yang patut dibantu. Hal yang sama juga berlaku untuk orang-orang miskin. Orang miskin sendiri merupakan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan tanggungannya termasuk istri dan anak-anaknya. Kebanyakan di antara mereka bekerja, namun penghasilannya tidak cukup untuk kebutuhan pokoknya. Dalam sebuah hadisnya, Nabi Muhammad bersabda, “Barang siapa yang menyisihkan harta untuk menghidupi para janda dan orang-orang miskin, maka pahalanya sama seperti berjuang di jalan Allah.” HR. Bukhari dan Muslim. 3. Orang-orang Fakir Jika orang miskin adalah orang-orang yang memiliki penghasilan namun kebutuhannya masih belum terpenuhi, maka fakir kondisinya lebih parah dari itu. Orang-orang fakir adalah mereka yang hidupnya sangat sengsara, tidak punya harta maupun tenaga untuk mencari nafkah. 4. Muallaf Muallaf atau orang yang baru memeluk Islam juga termasuk golongan kaum dhuafa. Meskipun secara fisik maupun harta keadaannya mencukupi, mereka masih dikatakan lemah dari segi keimanannya. Karena itu, mereka juga memerlukan bantuan baik berupa materi maupun non-materi. 5. Hamba Sahaya atau Budak Hamba sahaya atau budak merupakan orang-orang yang sangat lemah. Mereka bahkan tidak memiliki kemerdekaan dan kebebasan untuk mengatur hidupnya sendiri. Hamba sahaya biasanya juga tidak memiliki harta benda. Meski memiliki tenaga, mereka hanya bisa menggunakannya untuk keperluan sang pemilik. Saat ini sistem perbudakan sendiri sudah dihapuskan. 6. Korban Bencana Para korban bencana adalah orang-orang yang terkena musibah sehingga kehilangan harta dan jiwa yang mereka miliki. Korban bencana juga termasuk golongan lemah yang wajib dibantu. Baca jugaPengertian Shadaqah, Keutamaan, dan Macam-macamnyaManfaat Sedekah untuk Anak Yatim di Panti Asuhan Keistimewaan Menyantuni Kaum Dhuafa Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk membantu kaum dhuafa adalah dengan menyalurkan sebagian harta yang kita miliki untuk kesejahteraan mereka. Seseorang yang menyantuni mereka dalam Islam mendapatkan keistimewaan yang besar. Beberapa keutamaan tersebut antara lain Allah SWT akan menyelamatkan mereka yang menyantuni kaum dhuafa dari berbagai kesusahan di hari kiamat, serta diberikan kegembiraan disaat mengalami kesulitan. Menyantuni kaum yang kurang mampu, terutama anak yatim dapat melembutkan hati seorang muslim. Kasih sayang yang diberikan untuk anak yatim dapat menghilangkan sifat buruk yang ada dalam diri manusia, contohnya kikir, dusta, iri, dan tempat di samping Rasulullah dalam surga. Mensucikan diri dari keserakahan. Hal tersebut karena menyantuni golongan kurang beruntung membuat seseorang menjadi menjadi rendah hati dan mulia, baik di mata manusia maupun di mata Allah. Untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, kamu bisa bersedekah secara mudah lewat aplikasi Kitabisa. Yuk, donwload aplikasinya sekarang!

kaum dhuafa yang wajib kita santuni lebih dahulu adalah yang